SAMUDRA CINTA

Pada langit pukul tiga pagi
Ada suara sunyi yang keluar dari bibir mu yang tabu
Suara-suara yang penuh dengan syair cinta yang memecah keheningan
Aku pun terbangun
Lalu kau berdiri tepat di sisiku dengan wajah merah merona
Wajah yang penuh dengan sisa-sisa air wudhu
kala engkau bermunajab disepertiga malam.
Lalu kau berikan senyuman seperti purnama pada bulan april yang lalu
Senyuman yang menjadi tombak yang mematikan kala asmara sedang berkecamuk
Dan pada langit pukul empat pagi
Kau dekap erat tangan ini
Sambil berbisik dalam kesunyian
Bahwa hikayat cinta ramadhan telah memanggil
Ketika syair-syair cinta menggelegar dari balik toa-toa masjid
Tiba-tiba kau berbisik lagi dan lagi
Wahai jiwa yang tenang
Kembalilah pada samudra cinta
Hempaskanlah diri pada sajadah ilahiah
dan biarkan doa-doa berperang sidratalmuntaha
Tiba-tiba saja mataku berbinar
Mata yang berselimutkan sutra bercawan madu
Perlahan-lahan mulai melepaskan telaga keakuan ku
Oh kasih...
Harus ku akui bahwa lumbung Ar-rahim mu menjadi selimut terhangat yang pernah ku miliki
Hingga akhirnya aku tersungkur dalam dekapan doa-doamu
Dan ramadhan kali ini menjadi ramadhan tersahdu dari ramadhan-ramadhan sebelumnya
(Karya; Ibnu Tokan)
Post a Comment for "SAMUDRA CINTA"